Rabu, 03 Februari 2010

Doa Bepergian

DOA BEPERGIAN


اللهم انت السلام ومنك السلام وعليك يعود السلام فحين ربنا بالسلام وادخلنا الجنة دارالسلام تباركت ربنا وتعليت ياذالجلال والاكرام.
اللهم ياسلام 3×
سلاما سلوم سلامة سلات سلوت وتو
بإذن الله وببركة لااله الا الله محمد رسول الله

Markaz Ulama Dari Sahabat

MARKAZ ULAMA DARI SAHABAT

A. MADINAH.
1. Dari Sahabat
1. Umar
2. Abdullah bin Mas'ud
3. Zaed bin Tsabit
4. Abdullah bin Abbas
5. Abdullah bin Umar
6. Dll
2. Dari Tabi'in
a. Sa'id bin Musayyab
b. Urwah bin Zubair
c. Qosim bin Muhammad
d. Khorijah bin Zaid
e. Abubakar bin Abdurrohman
f. Ibnu Harist bin Hisyam
g. Salman bin Yasar
h. Ubaidillah bin Abdullah bin Ukbah bin Mas'ud
i. Malik bin Annas

B.MAKKAH
1.Dari Sahabat
a. Mu'ad bin Jabbal
b. Abdullah bin Abbas
c. Abdullah bin Umar
2. Dari Tabi'in
a. Atho bin Abi Robbah
b. Thowus bin Kaisam
c. Abi Zubair Al-Makki
d. Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraiz
e. Sufyan bin Uyainah
f. Muslim ibnu kholid Az-Zanji
g. Muhammad bin Idris Asy-syafi'i

C.KUFFAH
1.Dari Sahabat
a. Ali bin Abi Tholib
b. Abdullsh bin Mas'ud
c. Al-Qomah bin Qoes An-Nakho'i
d. Surrah bin Sarjil Al-Hamdani
e. Masruq bin Al-Ajqo'
f. Abdurrohman bin Abi Laili
2.Dari Tabi'in
a. Ibrohim An-Nakho'i
b. Amir Asy-Syi'bi
c. Sa'ib bin Zubaer
d. Hammad bin Abi Sulaeman
e. Salman Al-'Amasy
f. Abi Hanifah
g. Abdullah bin Sabromah
h. Sufyan As-Sauri

D.BASRAH
1. Dari Sahabat
a. Abu Musa Al-As'ari
b.Annas bin Malik
2. Dari Tabi'in
a. Hasan Al-BAsri
b. Muhammad bin Sirrin
c. Annas bin Malik
d. Syuraeh
e. Muslim bin Yasar
f. Ayyub As-Sajastan
g. Hafsin bin Sulaeman
h. Usman bin Salman
i. Hammad bin Salamah

F.SYAM
1. Dari Sahabat
a. Umar
b. Ubadah bin Shomit
c. Abu Darda
d. Abdurrohman bin Ghotam
2. Dari Tabi'in
a. Abu Idris Al-Hamlani
b. Sarhabil bin Shimti
c. Qubaedhoh bin Duaeb Al-Khoja'i
d. Abdurrohman bin Jubaer
e. Makhul
f. Umar bin Abdul Aziz
g. Abdurrohman bin Umar Al-Auza'i

G. MESIR
1. Dari Sahabat
a. Abdullah bin Umar bin 'As
2. Dari Tabi'in
a. Yajid bin Hubaeb
b. Abdullah bin Abi Ja'far
c. Ja'far bin Rubae'ah
d. Al-Laist bin Sa'ad Farjal

Godaan Orang Bodoh

GODAAN ORANG BODOH

Disuruh senang bersama dengan teman yang banyak, bermain, sepak bola, menonton dan yang lainya supaya senang ahirnya terus menerus meningkat menjadi orang yang lacut dan kalau di urus sama orang tuanya baru bisa berhenti namun susah mengurusnya sehingga membutuhkan tenaga dan harta benda yang banyak. Kalau ingat ingin mengaji supaya menjadi orang pintar agama dan benar tingkah lakunya maka godaanya setan ya boleh mengaji namun yang dekat-dekat saja supaya jangan berpisah dengan teman-teman kemudian diiangatkan dengan pekerjaan, ingin mempunyai kerja sambilan karena kita tidak cukup mengaji saja harus belajar bekerja (usaha).

Kalau memaksa ingin mengaji yang giat ya boleh yang giat mumpung di biayai oleh orang tua tapi ahirnya di goda lagi ingin pergi (main) ke teman, saudara dan lain-lain supaya senang bepergian dan ahirnya tidak giat mengaji dan habis uangnya supaya orang tuanya tidak sanggup lagi membiayainya. Kalau tidak menuruti lagi maka di goda lagi oleh setan di suruh memperbanyak berbelanja, banyak tidurnya, banyak mainya, main sepak bola, tidak memakai peci, bercelana pendek, menonton dan yang lainya supaya tidak senang pada pengajian dan solat berjamaah.

Kalau tidak menuruti maka digoda lagi oleh setan ya boleh giat mengaji supaya nanti menjadi Lebe atau mendapat uang gaji maksudnya supaya tidak bermanfaat ilmunya. Kalau tidak menuruti lagi ya boleh giat mengaji supaya menjadi orang yang pintar naun setelah mendapatkan dua tahun atau tiga tahun kemudian dipindah pondoknya maksudnya supaya jangan pintar. Kalau tidak menuruti mak di goda lagi disuruh giat mengaji saja tidak mau mengajar karena tidak mampu. Kalau tidak menuruti lagi ya boleh mengajar namun digoda lagi disuruh takabbur merasa sudah pintar maksudnya supaya menghina teman-temanya ahirnya menjadi hilang pahalanya.

Kalau tidak menuruti lagi maka dig anti disuruh Ujub seperti apa saya pahalanya tentu banyak dan menjadi ahli Surga maksudnya supaya hilang pahalanya. Kalau tidak menuruti lagi maka digoda disuruh merasa banyak santrinya, banyak orang yang mencintainya supaya toma’ banyak yang memberi (mengirim), banyak yang sodaqoh.

Kalau tidak menuruti lagi maka digoda si suruh banyak mengeluh, banyak pekerjaanya, banyak susahnya maksudnya supaya jangan istiqomah, supaya jangan naik derajatnya di sisi Allah SWT. Kalau tidak menuruti lagi maka di suruh mengantuk atau lupa.

Kalau tidak menuruti maka di goda disuruh merasa kurang rizkinya, banyak keinginannya supaya banyak hutangnya, supaya pusing, supaya tidak istiqomah pengajianya.

Kalau tidak menuruti lagi maka di goda disuruh mengikuti hawa nafsu supaya terjadi maksiat, supaya turun derajatnya di sisi Allah SWT, ahirnya banyak maksiatnya menjadi suram imanya kemudian tidak mau bertaubat, kemudian tebal imanya, kemudian sedikit ibadahnya supaya keluar imanya dan nanti menjelang mati mudah di godanya.

Inilah contoh kesabaranya setan menggoda manusia supaya menjadi temanya di Neraka. Dan kalau sudah menuruti hawa nafsu maka setan sangat senang sebab lebih mudah menggodanya.

Setan menggoda manusia melalui:

  1. Makan, minumnya ingin yang enak-enak ahirnya mencarinya asal saja tidak memikirkan halal haramnya, hutang tidak bayar, janji tidak di tepati, membohongi orang lain, memarahi teman, menceritakan kejelekanya teman.
  2. Rumahnya ingin yang mewah (bagus) meniru orang yang cinta dunia (harta) ahirnya berfokus pada dunia (harta), meninggalkan zakat, tidak cinta pada fakir miskin dan menyakiti orang lain.
  3. Pakaianya ingin yang bagus, senang mengumpulkan, kemudian kendaraanya di atur rapih yang mentereng jangan ada yang menandingi, semua kesenanganya di penuhi, tidak mencintai tamu, bertambah takabbur, merasa paling hebat, paling kaya ahirnya mengaku orang yang paling hebat sendiri.
  4. Memilih atau mencari istri yang cantik, yang banyak, tidak mencari keturunan atau nasab, di penuhi apa kesenanganya, bertambah banyak musuhnya, bertambah banyak dosanya, syahwatnya sehingga lupa beribadah, bertambah lupa pada Tuhanya, tidak ingat tobat, tidak ingat aherat, bertambah kecil imanya, lama-lama mau meninggal hilang imanya karena tergoda setan sehingga mudah menggodanya.
  5. Anak-anaknya mematuhi orang tuanya sehingga menjalar, tidak ingat Tuhan, Rosulullah, pangajian, inginya menjadi orang kaya seperti orang tuanya, semua tingkag lakunya mencontoh orang tuanya.
  6. jika ibadah di goda nanti lagi, tanggung sedang bekerja, nanti masih lama waktunya, nanti sebentar lagi hingga habis waktunya. Nanti lagi Qodonya kalau sudah sempat hingga lupa tidak mengqodloi. Kalau memaksa ibadah maka di goda supaya jangan sah ibadahnya atau sah tapi tidak ada pahalanya, terburu-buru solatnya supaya cacat sarat rukunya. Jika tidak menuruti maka di goda lagi supaya iangat pada pekerjaanya sehingga menjadi banyak melamunya. Kalau tidak menuruti lagi di suruh riya dan takabur, merasa menjadi orang yang terbaik, semua orang rendah derajatnya kemudian disuruh meninggalkan sunnah-sunnah alasanya hanya sekedar sunnah boleh ditinggal ahirnya berkelanjutan hingga merasa ringan kemudian tidak mengerjakan, kemudian qodlo ysng shirnys tidak qodlo kemudian bertambah banyak maksiatnya sehingga hilang imanya.

TAMMAT

Doa Ijab Qobul

Doa/Amalan untuk Ijab Qobul

1- وَاَنْزَلْنَا اْلحَدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمُ اللهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ ِبالْغَيْبِ اِنَّ اللهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌْ

Sebelum Ijab Qobul di baca 3X kemudian ditiupkan pada benda besi
2- اِنَّا اَعْطَيْنَا .................................

Sebelum masuk kamar dibaca 7X

3- اَللّهُمَّ اِنِّى اَسْئَلُكَ مِنْ خَيْرِ هدِهِ اْلمَرْأَةِ وَمَا فِيْهَا وَاَعُوْذُِبكَ مِنْ شَرِّ هذِهِ اْلمَرْأَةِ وَمَا فِيْهَا
Ditiupkan diubun-ubun istri 1X


Sabtu, 30 Januari 2010

Ayat Lima (5)

AYAT LIMA


1. (ك) كما انزلناه من السماء فاختلط به نبات الارض فاصبح هشيما تذروه الرياح (ح)

2. (ه) هو الله الذى لا اله الا هو عالم الغيب والشهادة هو الرحمن تارحيم (م)

3. (ى) يوم الأزفة اذالقلوب لد الحناجر كاضمين ماللظالمين من حميم ولاشفيع يطاع (ع )

4. (ع) علمت نفس ما اخضرة فلا اقسم بالخنس الجوار الكنس والليل اذا عسعس والصبح اذا تنفس (س)

5. (ص) ص والقران ذى الذكر بل الذين كفروا فى عزة وشقاق (ق)

Masalah Iddah

IDDAH

Hikmah Iddah

  1. Karena untuk mengetahui kosongnya rahim
  2. Karena untuk memutuskan suami istri
  3. Karena untuk menyatakan patuh atau tunduk pada peraturan syara’

Wajib Iddah Sebab

  1. Wati Syubhat
  2. Ditolak sesudah Wathi walaupun pada duburnya (anus) apabila sudah jelas masuknya mani (hormon).
  3. Di fasah oleh Hakim
  4. Di fasah sebab li’an
  5. Di fasah sebab tunggal susuan (suson)
  6. Wafat suaminya
  7. Di mansu suaminya menjadi kayu batu
  8. Di mansuh suaminya menjadi hayawan

Iddah Istri

1.Iddah Quru’ yaitu perempuan yang biasa Hed walaupun Mustahadoh atau Mutahayyiroh, perempuan merdeka atau amat.

    1. Perempuan merdeka yang biasa hed walaupun Mustahadoh harus tiga kali sucian.
    2. Perempuan merdeka yang Mutahayyiroh kalau di talaq awal bulan maka iddahnya tiga bulan, jika di talaq pertengahan bulan maka tafsil: jika bulanya masih 16 hari lebih maka di hitung satu sucian di tambah dua bulan lagi, jika kurang dari 16 hari maka tidak di hitung satu sucian, harus ditambah tiga bulan Hilaliyah.
    3. Perempuan Amat walaupun Muba’adoh yang biasa hed walaupun Mustahadoh maka dihitung dua sucian, jika merdeka didalam iddah maka di sempurnakan tiga sucian.
    4. Perempuan Amat yang yang Mutahayyiroh, kalau di talaq awal bulan maka di hitung satu sucian di tambah satu bulan lagi jika pertengahan bulan. Jika lebih dari 15 hari maka di hitung satu sucian di tambah satu bulan lagi, jika pas 15 hari atau kurang maka tidak dihitung satu sucian jadi harus ditambah 2 bulan lagi.

2. Iddah Syuhur yaitu bulan bagi perempuan merdeka yang belum hed atau sudah lama mengeluarkan darah.

Kamis, 28 Januari 2010

Konsep Hadoroh Dan Do'a-do'a Buat Ziarah Kubur

التهليل

لصاحب الفضيله

كياهى الحاج

محمد سنوسى

رحمة الله تعالى عليه

ببكان شوارنجين شيربون

بسم الله الرحمن الراحيم

1- اِلَى حَضْرَةِ النَّبيِّ اْلمُصْطَفَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابهِ وَاَوْلاَدِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّياَتِهِ وَاَهْلِ بَيْتِهِ اَجْمَعِيْن شَيْئٌ للهِ لَهُ وَلَهُمُ اْلفَاتِحَةْ ................

2- ثُمَّ اِلىَ اَرْوَاحِ جَمِيْعِ سَادَتِناَ وَمَوَالِيْناَ وَاَئِمَّتِناَ سَيّدِناَ اَبىِ بَكْرِ وَعُمَرْ وَعُثْماَنْ وَعَلِي وَاِلىَ اَرْوَاحِ بَقِيّةِ الصَّحاَبَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَاِتْباَعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بـِاِحْسَانِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنْ شَئٌ لله لَهُمُ اْلفَاتِحَهْ .........

3-ثُمَّ اِلىَ اَرْوَاحِ جَمِيْعِ اْلاَنْبياَءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَاْلعُلَمَاءِ اْلعَامِلِيْنَ وَاْلفُقَهَاءِ وَاْلمُحَدِّثِيْنَ وَاْلقُرَّاءِ اْلمُحْلِصِيْنَ وَاَئِمَّةِ اْلمُجْتَهِدِيْنَ وَمُقَلِّدِهِمْ فِى الدِّيْنِ شَئٌ لله لَهُمُ اْلفَاتِحَهْ........

3- ثُمَّ اِلىَ اَرْوَاحِ جَمِيْعِ اَوْلِياءِالله تَعَلىَ مِنْ مَشَارِقِ اْلأَرْضِ اِلىَ مَغاَرِبهاَ فِى بَرِّهاَ وَبَحْرِهَا وَمِنْ يمَيْنِهَا اِلىَ شِماَلِهَا وَمِنْ قَافٍ اِلىَ قاَفٍ اَيْنَماَ كَانُوْاوَكَانَ اْلكَائِنُ مِنْ لَدُنِ سَيّدِناَ اَدَمَ اِلىَ يَوْمِ اْلقِياَمَةِ. خُصُوْصاً اِلىَ حَضْرَةِ سُلْطَانِ اْلأَوْلِياَءِ سَيّدِ الشَيْخِ مُحْيِ الدِّيْنْ عَبْدُاْلقَادِرْ الجِيْلاَنِى البَغْدَادِى خُ الشَيْخِ شَرِيفْ هِدَايَةِ الله كُوْنُوْعْ جَاتِى اَسْتاَناَ جِيْرَبَوْنْ وَاِلىَ اَرْوَاحِ جَمِيْعِ اَصْحاَبِهِ مِنْ اَوْلِياَءِ التِّسْعِ وَاُصُوْلِهِمْ وَفُرُوْعِهِمْ وَاَهْلِ سِلْسِلَتِهِمْ اَعاَدَاللهُ عَلَيْناَ مِنْ بَرَاكاَتِهِمْ وَبَرَكاَتِ عُلُوْمِهِمْ وَكَشَفِهِمْ وَهِدَايَتِهِمْ شَئٌ للهِ لَهُمُ اْلفَاتِحَهْ....

4- ثمَّ اِلىَ اَرْوَاحِ خُصُوْصاً ...بنْ.../...بنْتِ....غَفَرَ اللهُ لَهُ / لَهَا فِى اْلقُبُوْرِ شَئٌ لله اْلفَاتِحَهْ.....

5- ثُمَّ اِلَى اَرْوَاحِ جَمِيْعِ اَباَئِناَ وَاُمَّهاَتِناَ وَاَجْدَادِناَ وَجَدَاتِناَ وَاِخْوَانِناَ وَاِخْوَاتِناَ وَاَحْوَالِناَ وَخاَلاَتِناَ وَاَعْمَامِناَ وَعَمَّاتِناَ وَلِمَشَايخِناَ وَلِجَمِيْعِ مَنْ لَهُ حَقُّ عَلَيْناَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِناَتِ الأحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ غَفَرَالله لَهُمْ وَلَهُنَّ فِى اْلقُبُوْرِ شَئٌ لله لَهُمُ اْلفَاتِحَهْ.....

بسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ , قُلْ هُوَاللهُ اَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ 11×

لاَ اِلَهَ اِلاَّالله اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمدْ ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ اْلفَلَقِ مِنْ شَرِّماَ خَلَقَ وَمِنْ شَرِّغاَسِقِ اِذَاوَقَبْ. وَمِنْ شَرِّالنَّفّثتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.

لاَ اِلَهَ اِلاَّالله اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمدْ. ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ. قُلْ اَعُوْذُ برَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ اِلَهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. اَلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ.

لاَ اِلَهَ اِلاَّالله اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمدْ. ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. َالرَّحْمَنِ الرَّحِيمَ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِينَ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلُمسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلَمغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِيْنَ. رَبِّ اغْفِرْلىِ وَلِوَالِدَيَّ اَمِيْنَ.

بسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ. الم. ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. اَلَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ باِلْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالاخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولئِكَ عَلىَ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَاُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ. وَاِلهُكُمْ اِلهٌ وَاحِدٌ لاَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْم اَللهُ لاَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ اْلحَىُّ الْقَيُّوْمُ. لاَ تَأ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ. لَهُ مَا فِى السَّمَوتِ وَمَا فِى اْلاَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلاَيُحِيْطُوْنَ بشَئٍ مِنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَتِ وَاْلاَرْضَ وَلاَيَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيمُ.لِلّهِ مَا ِفى السّمَوتِ وَمَا ِفى اْلأَرْضِ وَاِنْ تُبْدُوْا مَا ِفى اَنْفُسِكُمْ اَوْتُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بهِ اللهُ فَيَغْفِرُ ِلمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٌ. امَنَ الرَّسُوْلُ بمَا اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَاْلمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ امَنَ باللهِ وَمَلَئِكَتِهِ وَكُتُبهِ وَرُسُلِه لاَنُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِنْ رُسُلِه وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ اْلمَصِيْرُ. لاَيُكَلِّفُ الله نَفْسًا اِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَتُؤَاخِدْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْاَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَتَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلىَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَتُحَمِّلْنَا مَالاَطَقَةَلَنَابهِ وَعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلىَ الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اِرْحَمْنَا يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

نَوَيْتُ تَقَرُّبًا اِلىَ اللهِ اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهْ { حَىٌّ مَوْجُوْدٌ }

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهْ { حَىٌّ بَاقٍ }

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهْ { مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ }

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهْ 33×

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهْ

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهْ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ 1×

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ 1×

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ ا1×

سُبْحَانَ اللهِ وَبحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمْ 33×

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبيبكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبيْبكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبيْبكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ اَجْمَعِينْ 1×

الى حضرة النَّبيِّ اْلمُصْطَفَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابهِ وَاَوْلاَدِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّياَتِهِ وَاَهْلِ بَيْتِهِ اَجْمَعِيْن شَيْئٌ للهِ لَهُ وَلَهُمُ اْلفَاتِحَةْ ................

الدعاء

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيدِناَ وَحَبيْبناَ وَشَفِيْعِناَ وَكَرِيْمِناَ وَدُخْرِناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ. وَسَلِّمْ وَرَضِى الله تَعَلَى عَنْ كُلِّ اَصْحاَبِ رَسُوْلِ الله اَجْمَعِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالِمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِى مَزِيْدَهْ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكْ. أللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا ثَوَابَ مَا قَرَأنَاهُ مِنْ كَلاَمِكَ الْعَزِيزْ وَمَاتَلَوْنَاهُ مِنْ ذِكْرِكَ الْحَكِيمْ وَمَاسَبَّحْنَاهُ وَمَاصَلَّيْنَاهُ وَمَاحَمِدْنَاهُ وَمِاهَلَلْنَاهُ وَمَااسْتَغْفَرْنَاه هَدِيَّةً بَالِغَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً وَاَوْصِلْ ثَوَابَهُ مِثْلَ ثَوَابهْ

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَاَوْلاَدِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُ رِّيَّاتِهِ وَاَهْلِ بَيْتِهِ اَجْمَعِينْ

ثُمَّ اِلىَ اَرْوَاحِ جَمِيْعِ سَادَتِناَ وَمَوَالِيْناَ وَاَئِمَّتِناَ سَيّدِناَ اَبىِ بَكْرِ وَعُمَرْ وَعُثْماَنْ وَعَلِي وَاِلىَ اَرْوَاحِ بَقِيّةِ الصَّحاَبَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَاِتْباَعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بـِاِحْسَانِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنْ

ثم الى ارواح جَمِيْعِ اْلاَنْبياَءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَاْلعُلَمَاءِ اْلعَامِلِيْنَ وَاْلفُقَهَاءِ وَاْلمُحَدِّثِيْنَ وَاْلقُرَّاءِ اْلمُحْلِصِيْنَ وَاَئِمَّةِ اْلمُجْتَهِدِيْنَ وَمُقَلِّدِهِمْ فِى الدِّيْنِ

ثُمَّ اِلىَ اَرْوَاحِ جَمِيْعِ اَوْلِياءِالله تَعَلىَ مِنْ مَشَارِقِ اْلأَرْضِ اِلىَ مَغاَرِبهاَ فِى بَرِّهاَ وَبَحْرِهَا وَمِنْ يمَيْنِهَا اِلىَ شِماَلِهَا وَمِنْ قَافٍ اِلىَ قاَفٍ اَيْنَماَ كَانُوْاوَكَانَ اْلكَائِنُ مِنْ لَدُنِ سَيّدِناَ اَدَمَ اِلىَ يَوْمِ اْلقِياَمَةِ. خُصُوْصاً اِلىَ حَضْرَةِ سُلْطَانِ اْلأَوْلِياَءِ سَيّدِ الشَيخْ مُحْيِ الدِّيْنْ عَبْدُاْلقَادِرْ الجِيْلاَنِى البَغْدَادِى خُصُوْصًا اِلىَ حَضْرَةِ سُلْطَانِ اْلأَوْلِياَءِ الشَّيْحْ شَرِيفْ هِدَايَةِ اللهِ كُوْنُوْعْ جَاتِى اَِسْتاَناَ جِيْرَبَوْنْ وَاِلىَ اَرْوَاحِ جَمِيْعِ اَصْحاَبِهِ مِنْ اَوْلِياَءِ التِّسْعِ وَاصُوْلِهِمْ وَفُرُوْعِهِمْ وَاَهْلِ سِلْسِلَتِهِمْ اَعاَدَالله عَلَيْناَ مِنْ بَرَاكاَتِهِمْ وَبَرَكاَتِ عُلُوْمِهِمْ وَكَشَفِهِمْ وَهِدَايَتِهِمْ ثُمَّ اِلىَ اَرْوَاحِ خُصُوْصًا ....بنْ.....اَوْ اِلىَ رُوْحَانِيَّةْ .....بِنْتِ.......وَاُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ/ وَاُصُوْلِهَا وَفُرُوْعِهَا غَفَرَ اللهُ لَهُ/لَهَا ثُمَّ اِلىَ اَرْوَاحِ جَمِيْعِ اَباَئِناَ وَاُمَّهاَتِناَ وَاَجْدَادِناَ وَجَدَاتِناَ وَاِخْوَانِناَ وَاِخْوَاتِناَ وَاَحْوَالِناَ وَخاَلاَتِناَ وَاَعْمَامِناَ وَعَمَّاتِناَ وَلِمَشَايخِناَ وَلِجَمِيْعِ مِنْ لَهُ حَقُّ عَلَيْناَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِناَتِ الأحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ غَفَرَالله لَهُمْ وَلَهُنَّ فِى اْلقُبُوْرِ اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فِكَاكًا لَهُمْ مِنَ النَّارْ وَسِتْرًالَهُمْ مِنَ النَّارْ وَعِتْقًا لَهُمْ مِنَ النَّارْ وَنَجَاةً لَهُمْ مِنَ النَّارْ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ وَقُبُوْرَهُنَّ حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِّيْرَانِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَلَهُنَّ وَعَافِهِمْ وَعَافِهِنَّ وَعْفُ عَنْهُمْ وَعَنْهُنَّ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِجَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُورِ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِناَتِ الأحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ وَكَفِّرْ عَنَّا وَعَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ وَاَدْخِلْنَا وَاِيَّاهُم اْلجَنَّاتِ. يَا اَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعىِ اِلىَ رَبِّكِ رَاضيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلىِ فىِ عِبَادِى وَادْخُلىِ جَنَّتىِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا اتِنَا فىِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفىِ اْلاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّناَ تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمْ بِرَحْمَتِكَ ياَ اَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. وَصَلَّى اللهُ عَلىَ خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلاَمٌ عَلىَ الْمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

كَيْفِيَّةْ زِيَارَةِ الْقُبُورْ

يَقْرَأُ السَّلاَمْ

أُونْتُوكْ عُمُومْ : اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهْ ياَ اَهْلَ الْقُبُورْ مِنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِناَتِ اَنْتُمْ ساَبقُونْ وَنَحْنُ اِنْشاءَ اللهُ بكُمْ لاَحِقُونْ.

أُونْتُوكْ خُصُوصْ : اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ / عَلَيْكِ ياَ ..... بنْ ..... / ..... بنْتِ ..... اَنْتَ ساَبقٌ / اَنْتِ سَابقَةٌ وَاَناَ / وَنَحْنُ إنْشاءَ للهُ بكَ / بكِ لاَحِقٌ / لاَحِقُونْ.

اُونْتُوكْ وَلِىُ اللهْ : اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ياَ وَلِيَ اللهْ وَياَ حَبيبَ اللهُ اَنْتُمْ فىِ مَقَامِ اَمِنٍ وَاَنْتُمْ فِى دَارِ اَمِنَةٍ نَسْأَلُكُمُ السَّلاَمَةْ وَالشَّفَاعَةْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ.

فَامِتْ بَعْدَ زِيَارَةِ الْقُبُوْراَلْوَدَاعْ ياَ .... اَلْفِرَاقْ ياَ ..... َاْلأَمَانْ ياَ ..... اِنْ عِشْتُ / عِشْناَ إنْشَاءَ اللهُ جِئْتُكُمْ / جِئْنَاكُمْ وَاِنْ مُتُّ / مُتْنا فَأَوْدَعْتُ / أَوْدَعْنَا شَهاَدَتىِ / شَهَادَتَناَ وَأَماَنَتىِ / أَمَنَتَناَ وَهِىَ : اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.

NIAT SHALAT

JAMA’ DAN ATAU QASHAR

  1. Niat shalat Dhuhur dan ‘Ashar dengan jama’ taqdim :

أصلى فرض الظهر اربع ركعات مجموعا اليه العصر جمع تقديم لله تعلى, الله اكبر

أصلى فرض العصر اربع ركعات مجموعا بالظهر جمع تقديم لله تعلى, الله اكبر

  1. Niata shalat dhuhur dan ‘Ashar dengan jam’ ta’khir :

أصلى فرض الظهر اربع ركعات مجموعا بالعصر جمع تأخير لله تعلى, الله اكبر

أصلى فرض العصر اربع ركعات مجموعا اليه الظهر جمع تأخير لله تعلى, الله اكبر

  1. Niat sholat Maghrib dan ‘Isya’ dengan jama’ taqdim :

أصلى فرض المغرب ثلاث ركعات مجموعا اليه العشاء جمع تقديم لله تعلى, الله اكبر

أصلى فرض العشاء اربع ركعات مجموعا بالمغرب جمع تقديم لله تعلى, الله اكبر

  1. Niat shalat Maghrib dan ‘Isya’ dengan jama’ ta’khir :

أصلى فرض امغرب ثلاث ركعات مجموعا بالعشاء جمع تأخير لله تعلى, الله اكبر

أصلى فرض العشاء اربع ركعات مجموعا اليه المغرب جمع تأخير لله تعلى, الله اكبر

  1. Niat shalat Dhuhur, ‘Ashar, atau ‘Isya’ dengan qoshor :

اصلى فرض الظهر ركعتين قصرا لله تعلى, الله اكبر

اصلى فرض العصر ركعتين قصرا لله تعلى, الله اكبر

اصلى فرض العشاء ركعتين قصرا لله تعلى, الله اكبر

  1. Niat shalat Dhuhur dan ‘Ashar dengan jama’taqdim sekaligus qoshor :

اصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا اليه العصر جمع تقديم قصرا لله تعلى, الله اكبر

اصلى فرض العصر ركعتين مجموعا بالظهر جمع تقديم قصرا لله تعلى, الله اكبر

  1. Niat shalat Dhuhur dan ‘Ashar dengan jama’ta’khir sekaligus qoshor :

اصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا بالعصر جمع تأخير قصرا لله تعلى, الله اكبر

اصلى فرض العصر ركعتين مجموعا اليه الظهر جمع تأخير قصرا لله تعلى, الله اكبر

  1. Niat shalat ‘ISya’ dengan jama’taqdim/ta’khir sekaligus qoshor :

اصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا بالمغرب جمع تقديم قصرا لله تعلى, الله اكبر

اصلى فرض العشاء ركعتين اليه المغرب جمع تأخير قصرا لله تعلى, الله اكبر

Do'a Surat Yasin

دعاء سورة يس

يس 7 والقران الحكيم .....سمفي .... فهم لايبصرون . اللهم يامن نوره فى سره وسره في خلقه اخفني عن اعين الناظرين وقلوب الحاسدين والباغين كما اخفيت الروح فى الجسد انك على كل شئ قدير * وسواء عليهم .... سمفى ..... وجعلنى من المقرمين . اللهم اكرمني بقضاء حوائجي 13 واكرمني بطاعتك 6 * وما انزلنا ......سمفى .... فإذاهم مظلمون والشمس تجري لمستقرلها ذالك تقدير العزيز العليم 14 . اللهم انى اسئلك من فضلك الواسع النافع ان تغنيني عن جميع خلقك 14 * والقمر قدرناه .... سمفى .... ولهم مايدعون سلام قولا من رب الرحيم 19 . اللهم سلمنا من افات الدنيا والأخرة وفتنتهما 19 * وامتازوا اليوم ..... سمفى .... توقدون. اوليس الذى خلق السموات والأرض بقادر على ان يخلق مثلهم بلى قادر ان يفعل بي وبالمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات صالحا 3 اللهم انى اسئلك بحق هده تاسورة الشريفة ان تسخرلى رزقى وعطف على قلوب عبادك واجلب لى ارواحهم واجسادهم بحقك وحق حقك ونور وجهك وبحق انبيائك والمرسلين والملاءكة المقربين * اوليس الذي خلق السموات ..... سمفى .... اليه ترجعون. ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار 13 .

تمت

Do'a Lembu Kania

بسم الله الرحمن الرحيم

لمبو كا نيا

لمبُوْ كاَنِياَ كَع مُوْعْكَهْ اِعْ فُوْنْدَاكُ كُوْ سِيرَا تاَعِياَ. سَعْ جَاجِعْ فُوْتِيْهْ كَعْ مُوعْكَهْ اِعْ اُوْلاَ2 كُوْ سِيرَاتاَعِياَ. سَعْ فُوترْ فُوتِيهْ كَعْ مُوعْكَهْ اِعْ ججعْكُوْكُوْ سِيرَاتاَعِياَ. سَعْ جاَكِيرْ فُوتِيهْ كَعْ مُوعْكَهْ اِعْ دلاَماَكَنْ كُوْ سِيرَا تاَعِياَ. بَك منعْ جُوتْ تُوْرُوتْ. جَهْياَ يُوكْماَ سَاجرَوْنِيعْ جَاجَنْطُوعْ اَيهْ سِيرَا تاَعِياَ اِسُونْ يَنْدُوعْ بَنْدَاوَاسَا. سِنُوْعَنْ قُوَةْ تكُوهْ رَوْسَا دينِيعْ الله لاَاِلَهَ اِلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله.

الى حضرة النبي المصطفى رسول الله صلى الله عليه وسلم شئ لله له الفاتحه ..............

الى روح شيخنا الحاج محمد سنوسى وجميع مشايحه واهل سلسلته شئ لله لهم الفاتحه ..........


بسم الله الرحمن الرحيم

لمبو كا نيا

لمبُوْ كاَنِياَ كَع مُوْعْكَهْ اِعْ فُوْنْدَاكُ كُوْ سِيرَا تاَعِياَ. سَعْ جَاجِعْ فُوْتِيْهْ كَعْ مُوعْكَهْ اِعْ اُوْلاَ2 كُوْ سِيرَاتاَعِياَ. سَعْ فُوترْ فُوتِيهْ كَعْ مُوعْكَهْ اِعْ ججعْكُوْكُوْ سِيرَاتاَعِياَ. سَعْ جاَكِيرْ فُوتِيهْ كَعْ مُوعْكَهْ اِعْ دلاَماَكَنْ كُوْ سِيرَا تاَعِياَ. بَك منعْ جُوتْ تُوْرُوتْ. جَهْياَ يُوكْماَ سَاجرَوْنِيعْ جَاجَنْطُوعْ اَيهْ سِيرَا تاَعِياَ اِسُونْ يَنْدُوعْ بَنْدَاوَاسَا. سِنُوْعَنْ قُوَةْ تكُوهْ رَوْسَا دينِيعْ الله لاَاِلَهَ اِلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله.

الى حضرة النبي المصطفى رسول الله صلى الله عليه وسلم شئ لله له الفاتحه ..............

الى روح شيخنا الحاج محمد سنوسى وجميع مشايحه واهل سلسلته شئ لله لهم الفاتحه ..........

Penjelasan Bab Taqlid

Pengantar: Busaeri Ma’mun

PENJELASAN BAB TAQLID





OLEH KH.SANUSI

PONDOK PESANTREN BABAKAN

CIWARINGIN CIREBON JAWA BARAT INDINESIA

PENDAHULUAN

PENJELASAN HAL TAKLID

Taklid itu lawanya Ijtihad, seperti bodoh pada ilmu ijtihad itu lawanya pinter pada ilmu ijtihad. Orang yang tidak mengerti pada ilmu ijtihad wajib talid pada mujtahid mutlak di dalam menghukumi semua masalah tidak boleh menetapkan ini wajib, haram, sunah, makruh dan jaiz. Namun harus mengambil dari salah satunya ulama mujtahid mutlaq baik itu di dalam menghukumi atau fatwanya. Diluar menghukumi atau fatwanya amalnya harus mengikuti aturan-aturan mujtahid yamh di taklidi tadi. Tidak boleh melakukan adapt, muamalah atau ibadah namun setelah kita belajar artinya mengetahui sarat rukunya dan yang membatalkanya. Mengikuti fatwa-fatwanya mujtahid yang di taqlidi seperti wajib, sunnah, haram, makruh dan wenang yang di sebit juga khitob at-talif. Dan rukun syarat sebab sah dan rusak di sebut juga khitob al-wado’.

Oleh karena itu kita sudah jelas bahw arang yang taqlid itu orang yang pintar di segala ilmu baik itu ilmu untuk amal sendirinya atau untuk muamalah (masyarakat) atau untuk mengurus kepemerintahan (politik).

Orang yang belum mengerti (bodoh) taqlid pada salah satunya imam yang empat itu ada dalam pertanggung jawabanya imam mujtahid yang di taqlidi tadi.

Orang yang belum mengerti (bodoh) pada ilmu ijtihad tetapi pintar atau faham di dalam ilmu madhabnya kalau sampai pada derajat tarjeh di sebut mujtahid juga tetapi mujtahid tarjeh namanya.Apabila sampai pada martabat fatwa maka di sebut mujtahid fatwa.

Mujtahid tarjeh seperti Imam Nawawi dan Imam Rofi’i. Mujtahid fatwa seperti Imam ibnu Hajar dan Imam Rumli. Itu juga karena fatwanya dan menarjehkanya menjadi tanggung jawab bagi orang yang taqlid pada dirinya. Ijtihad di dalam fatwanya dan menarjekanya pasti memakai kowaid imam yang di taqlidi seprti Imam Syafi’i.

Orang-orang yang menjadi Mujthid mutlaq yang menjadi penangugng jawab itu tidak ada kecuali orang-orang yang pintar pada ilmu ijtihad (memakai syarat yang empat):

  1. Hafal Al-Quran dan Tafsirnya.
  2. Hafal semua Hadist dan Ilmu Hadistnya.
  3. Hafal Maqolah-maqolah ulama dan ijma’nya.
  4. Hafal ilmu Qiyas dan tegas mempraktekanya karena merasa tanggung jawab di hadapan Allah SWT.

Ittifak ulama mutaakhirin bahwa mujtahid mutlaq yang boleh di taqlidi zaman sekarang sampai kepada turunya Imam Mahdi itu memang salah satunya imam yang empat, yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’I dan Imam Hanbali karena ilmunya di bukukan (mudawwan) dan sanad-sanad muridnya muttasil.

AL-IHTILAF ROHMATUN LIL UMMAH

Syareat Nabi Muhammad SAW menyalin syareat dari berbagai nabi-nabi yang dulu karena sangat banyak umatnya nabi Muhammad maka taerjadi berbagai macam faham ulama-ulama yang memimpinya (mujtahid mutlaq), akan tetapi walaupun pendapat-pendapat ulama saling berbeda (ihtilaf) sampai seribu golongan misalnya, namun di sediakan untuk bertaqlid bagi orang yang kuat dan yang lemah imanya di waktu yang luas atau sempit. Inilah maksud firman Allah SWT: Saya menjalankan agama tidak di buat sempit karena kalau tidak berbeda pendapat (ihtilaf) maka akan sangat berat sekali bagi umat islam untuk mengamalkan peraturan-peraturan..

Dan ucapan Nabi kita: Ihtilaf Ummati Rohmatun. Tanda-tanda rohmah tidak ada yang saling berselisih pendapat (bertengkar) antara ulama-ulama yang mujtahidin, karena ijtihadnya tidak fanatic atau tidak menyalahkan pendapat mujtahid-mujtahid lainya. Dan sama sekali tidak memaksa pada satu golongan atau umat di suruh taklid pada dirinya akan tetapi ucapan seperti itulah pendapat faham saya di dalam masalah ini.. Barang siapa yang percaya taqlid kepada saya dan apabila tidak percaya atau berat taqlidnya diperbolehkan kepada orang lain. Saya tidak menyalahkan pada ijtigadnya orang lain.

TIMBULNYA FITNAH

Perbedaan pendapat (ihtilaf) faham di kalangan Ahli Sunnah Waljama’ah itu tidak menimbulkan fitna atau permusuhan antar golongan (faham) karena semuanya kita kembalikan kepada Al-quran dan Hadist.

Firman Allah SWT: Jika terjadi perpecahan dikalangan umat maka kembalikanlah kepada (Al-quran) dan kepada Rosulullah (hadist). Contoh di zaman para ulama salaf pada waktu Rosulullah SAW wafat para sahabat berbeda pendapat (ihtilaf) ada yang meyakinkan bahwa Nabi Muhammad tidak wafat tetapi di angkat kelangit sebagaimana Nabi Isa dan ada yang meyakinkan wafat. Kemudian sahabat Abu Bakar memutuskan bahwa Nabi Muhammad sudah wafat. Sebagai mana firman Allah yang artinya “INNAKA MAYYITUN WHUM MAYYITUUN”. Setelah para sahabat sepakat kemudian timbul ihtilaf lagi, yang menurut sebagian sahabat bahwa kanjeng nabi harus di kubur di Syam karena tempat pemakamanya para nabi,menurut sebagian sahabat lagi harus di kubur di Madinah saja, dan ada yang mengusulkan di Baqe’. Dengan adanya pertentangan itu kemudian Sahabat Abu Bakar memutuskan bahwa Nabi Muhammad harus di kubur di rumahnya siti Aisyah, karena saya pernah mendengar perkataan Kanjeng Nabi “apabila ada Nabi yang wafat maka harus di kubur di tempat wafatnya”. Kemudian para sahabat sepakat. Ini kedua contoh yang mengembalikan masalah pada Al-quran dan Hadist dengan dalil nash baik itu di zaman sahabat atau setelah sahabat bahwa apabila masalah yang mengakibatkan perpecahan maka harus di putuskan dengan dalil nash dari Al-quran atau Hadist yang kemudian kita semua sepakat (tunduk semua). Jika hukum itu di putuskan dengan dalil qiyas karena tidak ada dalil nash maka ulama-ulama harus berijtihad sendiri-sendiri dan hasilnya ijtihad terkadang sama dan terkadang berbeda. Jika tarjadi perbedaan maka tidak menyalahkan satu dengan yang lainya dan orang yang taqlid terdapat kebebasan tidak ada tekanan sama sekali. Di masa zaman sahabat belum ada dalil Ijma’ baru di tambah dengan dalil-dalil qiyas saja. Setelah masa Tabiin (kurun kelima) maka di luar Al-quran dan Al- hadist, qiyas itu di tambah lagi dengan Ijma’ ulama (ulama ahli ijtihad baik itu para sahabat atau yang lainya). Dengan dalil syara’ inilah yang menjadi standar oleh ulama ahli sunnah wal jama’ah dengan sepakat (ittifaq) para ulama mutaakhirin.

Walaupun berbeda-beda pandapatnya ulama mujtahid mutlaq apabila masih tergolong ahli sunnah maka tetap bersatu (tidak ada pertentangan yang menjadikan fitnah). Ini menunjukan adanya kepemimpinan langsung dari Allah SWT. Karena firman Allh SWT: “ In kana ‘indi ghoerillah lawajadu ihtilafan katsiro”.

Apabila terjadi orang berijtihad dengan memakai cara sendiri memakai dalilnya hanya al-quran saja atau Ql-quran dan Al-hadist saja dan juga menjelek-jelekan ulama-ulama yang terdahulu mengecam salah atau bid’ah yang harus di taqlidi (di ikuti) itu hanya dirinya saja dan menyurh murid-muridnya menjelek-jelekan ulama terdahulu dan memeaksa menyuruh taqlid pada dirinya tidak boleh taqlid pada yang lainya dan apabila tidak sefaham maka di hukumi kafir.. Perbedaan (ihtilaf) inilah yang tidak menjadi rahmat tetapi menjadi fitnah dan perbedaan inilah yang sangat di hawatirkan oleh Nabi Muhammad.

Diantara perkataan-perkataan Nabi Muhammad

  1. Siapa saja menjalankan agama saya dengan tidak memakai aturan maka akan di tolak”.
  2. Akan terjadi orang-orang muda yang bakal keluar dari situ (isarah pada arah timur) dan seterusnya …… sampai berkata maka pada ahirnya orang itu keluar bersama-sama Dajjal.
  3. Di waktu semuanya berbeda pendapat maka kamu semua harus memilih fahamnya ulama mana yang pengikutnya lebih banyak (ulama-ulama ahli sunnah wal jama’ah).
  4. Besok umat saya akan menjadi 73 golongan dan seterunya ……….
  5. Yang selamat yaitu orang-orang yang menetapi agama islam, menikuti ajaran-ajaran saya dan para sahabat saya.
  6. Tidak akan hilang umatku bagi orang menjadikan pada haknya sampai hari kiamat dan tidak takut pada orang-orang yang berbeda faham.
  7. Di waktu terjadinya bid’ah maka pasti lahirlah hujjah.

Walaupun betapa hebatn terjadinya fitnah dan bid’ah itu maka tetap umat yang menjalankan hak (sunnah) bisa mengalahkan sampai hari kiamat.

AHLI BID’AH BERJUMLAH 72 GOLONGAN

Perbedaanya ahli bid’ah pada ahli sunnah wal jama’ah itu di dalam menjalankan tauhidnya (I’tiqodnya) atau di dalam ilmu furu’ (fiqh) yaitu amaliahnya atau didalam ilmu tasawuf (ahlak) terkadang di dalam dua dari tiga itu dan terkadang tiga-tiganya.

Menurut Imam Sanusi atau yang menjadi pokok kekufuran dan kebid’ahan itu Cuma ada 7:

  1. Al-Ijadu Dzati ( menekadkan bahwa wujudnya mumkin itu tidak dengan qudrot irodate Allah akan tetapi dengan sebab illat dan thobi’at (tekadnya orang-orang falasifah).
  2. Attahsinul ‘aqli (menekadkan Allah wajib membuat salh dan benar) ini keyakinanya orang Mu’tajilah.
  3. Attaqlidur Rody (harus menjalankan ma wajadna abaana) ini keyakinan dan pekerjaanya orang Wasaniyyin.
  4. Arrobthul ‘ady (menekadkan makan dan kenyang atau terbakar dan hangus itu mulajamah keduanya) ini keyakinanya kafir Thobaiyyin.
  5. Juhul Murokkab (menekadkan aflaq itu membekasi) ini keyakinanya orang kafir falasifah.
  6. Memahami dhohirnya ayat Al-qran dan hadist yang mutasyabbihat menurut dohirnya saja dan memakai faham sendiri. Ini asal kufurnya kaum Hasywiyyin.
  7. Tidak mengerti pada Qowaid ‘aqliyah dan lughot arobiyyah kemudian ijtihad. Ini menjdikan sebab kufur dan bid’ah.

Adapun pokok dari 72 golongan itu ada 7:

  1. Mu’tazillah, menekadkan bahwa manusia bekerja dengan sendirnya, menafikan rukyat, mewajibkan pahala dan siksa. Ini ada 20 golongan.
  2. Syi’ah, menguatkan cinta pada sahabat Ali. Ada 20 golongan.
  3. Khowarij, menguatkan tidak mencintai pada sahabat Ali. Ada 20 golongan.
  4. Murji’ah, Menekadkan La Yadurru ma’siatun ma’al iman wala yanfa’u tho’atun ma’al kufri. Ada 5 golongan.
  5. Nazariyah, menafikan sifat. Ada 5 golongan.
  6. Jabariyyah, menafikan tidak ada ihtiar. Ada 1 golongan.
  7. Musybihah, menyamakan Allah dengan mahluknya. Ada 1 golongan.

Semunya berjumlah 72 golongan.

ADA DI DALAM KITAB SIROJUL MUNIR

No

KHORIJIYYAH

JABARIYYAH

QODARIYYAH

MUSYBIHAH

MUATHOLAH

ROFIDHOH

1

Azroqiyyah

Mufritiyyah

Ahmadiyyah

Narikiyyah

Jahniyyah

‘Alawiyyah

2

Tsa’labiyyah

‘afiliyyah

Sanawiyyah

Sabatiyyah

Marighiyyah

Syi’ah

3

Kharaniyyah

Lam’iyyah

Kabasiyyah

Rajiyyah

Mutrofiyyah

Ishaqiyyah

4

Kuziyyah

Mafroghiyyah

Syaetoniyyah

Sakiyyah

Harkiyyah

Zaediyyah

5

Kunziyyah

Nahariyyah

Syarikiyyah

Baehasiyyah

Mahlukiyyah

‘Abasyiyyah

6

Mu’taziliyyah

Mutmaniyyah

Wahmiyyah

‘Alamiyyah

Mughiriyyah

Imamiyyah

7

Maemuniyyah

Kasbiyyah

Rowandiyyah

Mankusiyyah

Faniyyah

Basiyyah

8

Mahkamiyyah

Sabiqiyyah

Nakisiyyah

Masyisyah

Zindikiyyah

Qonasikhoh

9

Jinsiyyah

Jaebiyyah

Tibriyyah

Asyriyyah

Mugbitiyyah

Lagniyyah

10

Samrokhiyyah

Khaofiyyah

Fasitiyyah

Nad’iyyah

Qaeriyyah

Rojiyyah

11

Khoniyyah

Fiqriyyah

Nidomiyyah

Musbihah

Waqiriyyah

Sababiyyah

12

Ibadiyyah

Hasbiyyah

Manjiliyyah

Hasywiyyah

Waridiyyah

Baniyyah

TAMMAT WALLAHU A’LAM